Pada kesempatan kali ini tim wisatayahudindonesia akan membahas mengenai salah satu destinasi wisata menarik yang terdapat di Yogyakarta, yaitu Malioboro. Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Jika anda datang Yogyakarta dan hanya mengunjungi Pantai Parang Tritis atau Candi Prambanan saja, itu belumlah lengkap jika Anda belum singgah di Malioboro. Kawasan Malioboro membentang sepanjang 2,5 kilometer dari Jalan Tugu hingga Kantor Pos Pusat Yogyakarta. Kawasan ini tak pernah sepi dari pengunjung setiap harinya. Jalan Malioboro juga terbilang sangat dekat dengan Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Jalan ini konon disebut-sebut sebagai titik imajiner yang memhubungkan antara 3 kekuatan Trimurti di Yogyakarta, yakni Pantai Parangtritis Yogyakarta, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.
Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.
Anda jangan heran melihat harga barang ditempat ini, misalnya penjual souvenir menawarkan barang tersebut seharga Rp.50.000,- Kalau anda tertarik barang tersebut maka tawaran tersebut harus segera disusul dengan proses tawar menawar dari wisatawan. Dari proses tersebut harga menjadi turun drastis, misalnya pedagang tersebut akhirnya rela melepas barang tersebut dengan harga Rp.20.000,-. Hal ini juga berlaku bila wisatawan berkunjung dan belanja di pasar tradisional Beringharjo yang letaknya tak jauh dari Malioboro. Begitulah keunikan tradisi dari wisata belanja di Malioboro, pembeli harus bisa tawar menawar.
Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta
Tiada yang menyangka jika jalanan yang dahulu sepi dengan sederet pohon asam yang rindang itu kini telah menjelma menjadi kawasan wisata paling dicari oleh wisatawan domestik maupun asing. Jalan Malioboro Yogyakarta dulu hanyalah sebuah jalan biasa yang digunakan warga setempat menuju keraton, atau ke Pasar Beringharjo dan ke Benteng Vredeburg.
Nama Malioboro konon berasal dari dua versi cerita yang berbeda. Yang pertama, nama Malioboro dikutip dari bahasa Sansekerta, yang artinya “Karangan Bunga”. Nama ini sengaja diciptakan karena kala itu di sepanjang jalan ini penuh dengan karangan bunga pada saat ada acara atau hajatan di keraton. Yang kedua, konon nama Malioboro diambil dari nama seorang bangsawan asal Inggris. Marlborough, yang menetap di Yogyakarta pada tahun 1886-1916.
Lokasi
Alamat : Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta Deaerah Istimewa Yogyakarta.
Akses menuju Malioboro
Malioboro merupakan kawasan wisata yang menjadi andalan dari kota yogyakarta sehingga banyak cara untuk sampai ketempat ini. Dari Terminal Giwangan atau halte yang tersebar di kota Yogyakarta menggunakan bus kota jalur 4 dan bus Transjogja trayek 3A atau 3B.
Wisatawan juga bisa menggunakan jasa taksi dengan memesan via telepon maupun bisa mencegatnya di pinggir jalan. Bisa juga menggunakan andong atau becak sambil menikmati suasana kota Yogyakarta.
Kuliner di Malioboro Yoyakarta
Jika Anda sedang berburu kuliner Jogja, maka di Malioboro Anda dapat menemukan berbagai menu-menu istimewa yang ditawarkan Kota Gudeg tersbut. Menu-menu sederhana dengan citarasa nikmat tentu menggugah selera sekedar bersantap siang ataupun dinner.
Sajian nasi Gudeg sudah barang tentu menjadi utama karena menu ini seolah menjadi menu wajib yang harus dicicipi tatkala berkunjjung ke Jogjakarta. Di sepanjang jalan Malioboro, Anda juga dapat menikmati es dawet gula merah tanpa pewarna yang berpadu dengan santan kelapa kental dan gurih. Dengan sesekali diselingi alunan suara mmerdu para pengamen, pengalaman kuliner disana mampu menampilkan suasana Jogja yang sejatinya damai dan bersahabat.
Spot Menarik Lainnya Malioboro Jogja
Selain oleh-oleh dan Keraton Yogyakarta, di Jalan Malioboro terdapat sebuah benteng yang bernama Benteng Vrederburg. Benteng ini berfungsi sebagai museum dan juga merupakan spot wisata menarik di kawasan Malioboro Jogja. Anda dapat menjumpai sejumlah benda peninggalan bersejarah pada masa perjuangan dulu. Juga terdapat ruang khusus untuk pemutaran film perjuangan serta diorama yang memanvisualisasi kondisi Indonesia khususnya Yogyakarta di masa penjajahan dulu.
Benteng Vrederburg terbuka untuk umum setiap hari Selasa-Jum’at dari pukul 8 pagi hingga 4 sore dan setiap Sabtu-Minggu mulai dari pukul 8 pagi-5 sore.
Selain itu, di jalan Malioboro Yogyakarta juga terdapat Pasar Beringaharjo yang merupakan pasar tradisional sekaligus destinasi wisata belanja di Jogja yang populer. Di pasar ini, Anda dapat menemukan berbagai jenis batik dalam aneka motif, aksesoris, jajanan tradisional, kerajinan tangan, hingga bahan-bahan tradisional untuk membuat jamu.
Pasar Beringharjo dahulu dipenuhi dengan rindangnya pohon beringin, yang oleh karenanya kemudian dinamakan sebagai Beringharjo. “Bering” artinya Beringin, dan “Harjo” sejahtera. Di masa lampau, pasar Beringharjo ini adalah poros aktivitas ekonomi yang membawa kesejahteraan seluruh masyaraat Yogyakarta.
Harga Tiket
Kawasan Malioboro merupakan tempat umum sehingga wisatawan tidak dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya perkir kendaraan.
Fasilitas
Fasilitas dan akomodasi sebagai sarana penunjang yang mendukung sektor kepariwisataan di tempat ini sudah sangat lengkap. Hotel berbintang lima sampai dengan hotel kelas melati banyak tersedia disekitar tampat ini seperti di Jalan Mangkubumi, Jalan Dagen, Jalan Sosrowijayan, Jalan Malioboro, Jalan Suryatmajan dan Jalan Mataram. Atau mencari penginapan di bagian barat, yaitui di Jalan Ngasem dan daerah Wijilan yang letaknya tidak jauh dari Malioboro.
Rumah makan pun banyak tersebar di wilayah ini dengan menu dan selera yang sangat beragam mulai dari warung angkringan ( warung berbentuk gerobak yang menyediakan makanan lokal ), masakan khas Yogyakarta yang disajikan dalam suasana lesehan seperti gudeg, nasi goreng, sambel+lalapan dan sebagainya. Tersedia juga restoran atau cafe yang menyediakan makanan masakan cina, fast food atau masakan ala barat berupa steak, beef lasagna dan lain-lain.
Fasilitas lain berupa tempat ibadah, polisi pariwisata, pos informasi, kios money changer, ATM, warnet, tampat parkir dan lain-lain. Tersedia juga kios yang menyediakan oleh –oleh makanan khas Yogyakarta yang berada di Jalan Mataram atau sebelah barat Malioboro yang menyediakan beragam jenis dan bentuk oleh-oleh dan penganan khas Jogja seperti yangko, geplak, bakpia, berbagai jenis keripik dan lain-lain.
Jalan ini konon disebut-sebut sebagai titik imajiner yang memhubungkan antara 3 kekuatan Trimurti di Yogyakarta, yakni Pantai Parangtritis Yogyakarta, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.
Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.
Anda jangan heran melihat harga barang ditempat ini, misalnya penjual souvenir menawarkan barang tersebut seharga Rp.50.000,- Kalau anda tertarik barang tersebut maka tawaran tersebut harus segera disusul dengan proses tawar menawar dari wisatawan. Dari proses tersebut harga menjadi turun drastis, misalnya pedagang tersebut akhirnya rela melepas barang tersebut dengan harga Rp.20.000,-. Hal ini juga berlaku bila wisatawan berkunjung dan belanja di pasar tradisional Beringharjo yang letaknya tak jauh dari Malioboro. Begitulah keunikan tradisi dari wisata belanja di Malioboro, pembeli harus bisa tawar menawar.
Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta
Tiada yang menyangka jika jalanan yang dahulu sepi dengan sederet pohon asam yang rindang itu kini telah menjelma menjadi kawasan wisata paling dicari oleh wisatawan domestik maupun asing. Jalan Malioboro Yogyakarta dulu hanyalah sebuah jalan biasa yang digunakan warga setempat menuju keraton, atau ke Pasar Beringharjo dan ke Benteng Vredeburg.
Nama Malioboro konon berasal dari dua versi cerita yang berbeda. Yang pertama, nama Malioboro dikutip dari bahasa Sansekerta, yang artinya “Karangan Bunga”. Nama ini sengaja diciptakan karena kala itu di sepanjang jalan ini penuh dengan karangan bunga pada saat ada acara atau hajatan di keraton. Yang kedua, konon nama Malioboro diambil dari nama seorang bangsawan asal Inggris. Marlborough, yang menetap di Yogyakarta pada tahun 1886-1916.
Lokasi
Alamat : Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta Deaerah Istimewa Yogyakarta.
Akses menuju Malioboro
Malioboro merupakan kawasan wisata yang menjadi andalan dari kota yogyakarta sehingga banyak cara untuk sampai ketempat ini. Dari Terminal Giwangan atau halte yang tersebar di kota Yogyakarta menggunakan bus kota jalur 4 dan bus Transjogja trayek 3A atau 3B.
Wisatawan juga bisa menggunakan jasa taksi dengan memesan via telepon maupun bisa mencegatnya di pinggir jalan. Bisa juga menggunakan andong atau becak sambil menikmati suasana kota Yogyakarta.
Kuliner di Malioboro Yoyakarta
Jika Anda sedang berburu kuliner Jogja, maka di Malioboro Anda dapat menemukan berbagai menu-menu istimewa yang ditawarkan Kota Gudeg tersbut. Menu-menu sederhana dengan citarasa nikmat tentu menggugah selera sekedar bersantap siang ataupun dinner.
Sajian nasi Gudeg sudah barang tentu menjadi utama karena menu ini seolah menjadi menu wajib yang harus dicicipi tatkala berkunjjung ke Jogjakarta. Di sepanjang jalan Malioboro, Anda juga dapat menikmati es dawet gula merah tanpa pewarna yang berpadu dengan santan kelapa kental dan gurih. Dengan sesekali diselingi alunan suara mmerdu para pengamen, pengalaman kuliner disana mampu menampilkan suasana Jogja yang sejatinya damai dan bersahabat.
Spot Menarik Lainnya Malioboro Jogja
Selain oleh-oleh dan Keraton Yogyakarta, di Jalan Malioboro terdapat sebuah benteng yang bernama Benteng Vrederburg. Benteng ini berfungsi sebagai museum dan juga merupakan spot wisata menarik di kawasan Malioboro Jogja. Anda dapat menjumpai sejumlah benda peninggalan bersejarah pada masa perjuangan dulu. Juga terdapat ruang khusus untuk pemutaran film perjuangan serta diorama yang memanvisualisasi kondisi Indonesia khususnya Yogyakarta di masa penjajahan dulu.
Benteng Vrederburg terbuka untuk umum setiap hari Selasa-Jum’at dari pukul 8 pagi hingga 4 sore dan setiap Sabtu-Minggu mulai dari pukul 8 pagi-5 sore.
Selain itu, di jalan Malioboro Yogyakarta juga terdapat Pasar Beringaharjo yang merupakan pasar tradisional sekaligus destinasi wisata belanja di Jogja yang populer. Di pasar ini, Anda dapat menemukan berbagai jenis batik dalam aneka motif, aksesoris, jajanan tradisional, kerajinan tangan, hingga bahan-bahan tradisional untuk membuat jamu.
Pasar Beringharjo dahulu dipenuhi dengan rindangnya pohon beringin, yang oleh karenanya kemudian dinamakan sebagai Beringharjo. “Bering” artinya Beringin, dan “Harjo” sejahtera. Di masa lampau, pasar Beringharjo ini adalah poros aktivitas ekonomi yang membawa kesejahteraan seluruh masyaraat Yogyakarta.
Harga Tiket
Kawasan Malioboro merupakan tempat umum sehingga wisatawan tidak dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya perkir kendaraan.
Fasilitas
Fasilitas dan akomodasi sebagai sarana penunjang yang mendukung sektor kepariwisataan di tempat ini sudah sangat lengkap. Hotel berbintang lima sampai dengan hotel kelas melati banyak tersedia disekitar tampat ini seperti di Jalan Mangkubumi, Jalan Dagen, Jalan Sosrowijayan, Jalan Malioboro, Jalan Suryatmajan dan Jalan Mataram. Atau mencari penginapan di bagian barat, yaitui di Jalan Ngasem dan daerah Wijilan yang letaknya tidak jauh dari Malioboro.
Rumah makan pun banyak tersebar di wilayah ini dengan menu dan selera yang sangat beragam mulai dari warung angkringan ( warung berbentuk gerobak yang menyediakan makanan lokal ), masakan khas Yogyakarta yang disajikan dalam suasana lesehan seperti gudeg, nasi goreng, sambel+lalapan dan sebagainya. Tersedia juga restoran atau cafe yang menyediakan makanan masakan cina, fast food atau masakan ala barat berupa steak, beef lasagna dan lain-lain.
Fasilitas lain berupa tempat ibadah, polisi pariwisata, pos informasi, kios money changer, ATM, warnet, tampat parkir dan lain-lain. Tersedia juga kios yang menyediakan oleh –oleh makanan khas Yogyakarta yang berada di Jalan Mataram atau sebelah barat Malioboro yang menyediakan beragam jenis dan bentuk oleh-oleh dan penganan khas Jogja seperti yangko, geplak, bakpia, berbagai jenis keripik dan lain-lain.
Seru..
BalasHapusSewa Mobil Jogja